Oleh: Ana Magfiroh*)
Setiap agama meiliki cara pandangan yang berbeda-beda kendatipun setiap masing-masing agama sama-sama memikul kesadaran tentang eksistensi Tuhan yang Maha segala-galanya. Secara tidak langsung hal ini membawa kepada kesadaran terhadap kesetaraan dan juga keadilan manusia satu sama lain. Sayangnya, cara pandang tersebut nyatanya masih menjadi sesuatu yang sangat tabu di masyarakat. Kebanyakan dari kalangan masyarakat menyuarakan tentang kesetaraan akan tetapi melupakan apa itu keadilan.
Saat ini pun untuk memahami apa itu kesetaraan masih perlu kehati-hatian dalam menjelaskan apa itu setara. Persoalan yang sangat signifikan disini adalah, apakah setara itu harus mesti sama? Faktanya, masih banyak narasi dengan kalimat “perempuan, sumur, dapur, dan kasur”. Artinya adalah perempuan hanya berkiprah dalam 3 lingkup tersebut. Sehingga sesaat ada perempuan yang tidak bisa melakukan 3 hal tersebut dengan baik maka stigmanisasi sosial perempuan akan merajai. Dan merupakan narasi lama bahwa perempuan cenderung mendapatkan suburdinasi, marginalisasi, stigmanisasi, dan double burden hanya karena menjadi seorang perempuan.
Sangat perlu diabsahkan bahwa perempuan juga manusia yang perlu diperlakukan selayaknya hak-hak manusia lainya. Seperti histori kultur budaya bahwa perempuan juga bisa berkiprah dibidang lainnya, sehingga jika memang perempuan tersebut memiliki kompetensi yang mumpuni hendaknya diberikan kesempatan yang baik supaya bisa mengeksternalisasikan kemampuannya demi kemaslahatan bersama. Tanpa mengorbankan kemampuan hanya karena stigma kewajiban yang dibuat masyarakat.
Terlepas daripada hal tersebut, sejarah Islam yang memuliakan perempuan secara penuh teryata masih belum terealisasikan dengan baik dan bijaksana. Spirit Islam dalam mengubah cara pandang antara laki-laki dan perempuan dengan habis-habisan masih bisa menjadi pemahaman yang keliru bagi Sebagian orang lain. Hal tersebut yang membuat tanggung jawab relasi Laki-laki dan Perempuan tidak bisa menunaikan kemaslahatan bersama yang mana berhak menikmati sekaligus meghindari kemungkaran darinya diruang manapun ia berada.
Kodratnya sebagai manusia, tentunya memiliki banyak peran yang bisa dilakukan. Pun begitu juga bagi perempuan dan laki-laki itu sendiri, Perempuan bisa menjadi peran kultur budaya dan perempuan juga bisa menjadi seseorang siapapun yang ia kehendaki. Selama tidak mengurangi identitas kehambaan nya terhadap Tuhan yang Maha Esa dan mampu memaksimalkan apa yang sedang di-lakoninya. Tentunya dengan hak-hak yang diakui keberpunyaanya yang pada final akhirnya adalah perempuan juga bisa memiliki kekuasaan penuh terhadap hak-hak nya dan juga keperempuanannya.
Islam sendiri tidak pernah menyatakan bahwa seorang perempuan tidak boleh menentukan kesuksesan dirinya, tapi kesuksesan perempuan memiliki perbedaan tersendiri dengan laiki-laki dan Islam sendiri tentu memiliki alasan kenapa perbedaan tersebut diadakan. Oleh karenanya peran antara keadilan yang seharusnya ada pada setiap makhluk di muka bumi ini juga ada pada perempuan. Kendati karir kesuksesan perempuan tertinggi adalah di rumah, dan prestasi terbaik perempuan ialah mencetak generasi yang shaleh – shalehah.
Jadi, antara kesetaraan dan juga keadilan disini sama-sama memiliki peran penuh yang semestinya berjalan bersisian. Tidak hanya mengagungkan kesetaraan dan melupakan keadilan, akan tetapi menjalankan keduanya secara bersamaan tanpa berat sebelah. Demi mempertahankan pertanggungjawaban untuk menegakkan kemaslahatan bersama dan mencegah keburukan bagi kedua belah pihak. Tidak ada yang menjadi subjek dan tidak ada yang menjadi objek, semua sama rata di mata Tuhan yang Maha Esa. Maka, penting dalam memahami agama terutama memahami agama Islam itu bisa diawali dengan memanusiakan terhadap manusia lainnya dan tidak memandang relasi apapun, tidak mengecualikan juga memanusiakan penuh terhadap perempuan.
***
*) Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Sosial dan Humaniora, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Nurul Jadid.
**) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kopinspirasi.com
**) Ikuti artikel terbaru Kopinspirasi di Google News dengan cara klik link ini dan jangan lupa difollow.
Discussion about this post