kopinspirasi.com – Simak biografi Mary Anning, ilmuwan perempuan Inggris penemu fosil besar pertama yang mengubah pandangan dunia tentang kehidupan purba.
Ketika kita berbicara tentang tokoh-tokoh penting dalam dunia sains, nama-nama seperti Charles Darwin dan Louis Agassiz mungkin lebih dikenal. Namun, jauh sebelum teori evolusi diterbitkan, ada seorang perempuan sederhana dari Inggris yang menemukan fosil-fosil luar biasa dan membuka jalan bagi pemahaman baru tentang sejarah kehidupan di Bumi.
Namanya adalah Mary Anning — seorang pemburu fosil legendaris yang mengubah dunia paleontologi.
Kisah hidupnya adalah perpaduan antara ketekunan, kecerdasan, dan perjuangan melawan diskriminasi gender dan kelas sosial. Artikel ini akan mengupas tuntas biografi Mary Anning, perempuan yang membuat dunia ilmiah berpikir ulang tentang masa lalu planet kita.
Awal Kehidupan Mary Anning
Mary Anning lahir pada 21 Mei 1799 di Lyme Regis, sebuah kota pesisir kecil di Dorset, Inggris. Kota ini terletak di kawasan yang kini dikenal sebagai Jurassic Coast, tempat banyak ditemukan fosil-fosil makhluk purba.
Mary berasal dari keluarga miskin. Ayahnya, Richard Anning, adalah tukang kayu yang juga mencari fosil di tebing-tebing lokal untuk dijual kepada turis sebagai suvenir. Dari sang ayah, Mary belajar cara menggali, membersihkan, dan mengidentifikasi fosil sejak kecil.
Namun, kehidupan keluarga mereka sulit. Setelah ayahnya meninggal ketika Mary berusia 11 tahun, keluarganya harus bertahan hidup dari penjualan fosil. Siapa sangka, dari pekerjaan sederhana itu lahir salah satu ilmuwan paleontologi paling berpengaruh di dunia.
Penemuan Pertama yang Menggemparkan Dunia
Pada tahun 1811, saat Mary baru berusia 12 tahun, ia menemukan fosil kerangka lengkap seekor makhluk laut purba bersama kakaknya, Joseph. Fosil itu kemudian dikenal sebagai Ichthyosaurus (artinya “kadal ikan”).
Penemuan ini menjadi salah satu fosil laut pertama yang pernah ditemukan secara utuh dalam sejarah manusia.
Fosil tersebut segera menarik perhatian ilmuwan di London dan menjadi bahan diskusi di kalangan akademisi. Penemuan ini mengubah cara manusia memahami masa prasejarah, membuktikan bahwa ada makhluk laut raksasa yang hidup jutaan tahun sebelum manusia.
Penemuan-Penemuan Fosil Penting Lainnya
Mary tidak berhenti di situ. Dalam tahun-tahun berikutnya, ia menemukan banyak fosil penting lainnya, di antaranya:
-
Plesiosaurus (1823): Reptil laut dengan leher panjang yang menjadi salah satu temuan paling terkenal.
-
Pterosaur (1828): Fosil reptil terbang pertama yang ditemukan di luar Jerman.
-
Fosil ikan dan amonit langka yang membantu ilmuwan memahami lapisan geologi Bumi.
Yang menarik, Mary Anning tidak memiliki pendidikan formal dalam bidang sains. Semua pengetahuannya didapat secara otodidak melalui observasi, pengalaman, dan diskusi dengan ilmuwan yang datang berkunjung.
Diskriminasi dan Tantangan Sosial
Sebagai perempuan miskin di Inggris abad ke-19, Mary menghadapi banyak tantangan.
Meskipun ia menemukan fosil-fosil penting, banyak ilmuwan pria mengambil kredit atas penemuan-penemuan itu.
Nama Mary sering kali tidak dicantumkan dalam publikasi ilmiah, karena pada masa itu perempuan dianggap tidak pantas menjadi ilmuwan.
Namun, reputasinya terus menyebar. Banyak ilmuwan ternama seperti Henry De la Beche dan Richard Owen (pendiri istilah “dinosaur”) datang langsung ke Lyme Regis untuk belajar darinya.
Mereka mengakui bahwa pengetahuan Mary tentang fosil dan anatomi makhluk purba jauh melampaui zamannya.
Karya dan Kontribusi Ilmiah
Mary tidak hanya menemukan fosil, tetapi juga memberikan interpretasi ilmiah tentang bagaimana makhluk purba hidup dan mati. Ia mampu membaca formasi batuan dan menyimpulkan posisi fosil dengan presisi yang luar biasa.
Beberapa kontribusi pentingnya bagi dunia sains meliputi:
-
Mengungkap kehidupan laut purba – Penemuannya membuktikan bahwa Bumi pernah dihuni oleh hewan laut yang punah jutaan tahun lalu.
-
Mendukung teori geologi baru – Temuannya membantu menguatkan gagasan bahwa lapisan bumi terbentuk dalam waktu yang sangat lama (teori uniformitarianisme).
-
Mendorong lahirnya paleontologi modern – Ia menjadi inspirasi bagi ilmuwan muda yang kemudian mengembangkan studi tentang fosil.
Pengakuan yang Datang Terlambat
Sayangnya, selama hidupnya, Mary jarang mendapat pengakuan resmi. Baru setelah ia meninggal dunia pada 9 Maret 1847 akibat kanker payudara, komunitas ilmiah mulai menyadari betapa besar jasanya.
Setelah kematiannya, Geological Society of London — yang dulu tidak mengizinkannya menjadi anggota karena ia perempuan — akhirnya mempublikasikan penghargaan resmi untuk Mary Anning.
Charles Dickens, novelis terkenal, menulis tentang Mary pada tahun 1865, menyebutnya sebagai “perempuan luar biasa yang tanpa pendidikan tinggi berhasil memberikan sumbangan besar bagi sains.”
Warisan dan Pengaruh Mary Anning
Warisan Mary Anning melampaui fosil-fosil yang ia temukan. Ia membuka jalan bagi perempuan di dunia ilmiah dan menjadi simbol perjuangan melawan bias gender dalam sains.
Beberapa penghargaan dan bentuk pengakuan untuk Mary antara lain:
-
Namanya diabadikan pada spesies fosil “Ichthyosaurus anningae.”
-
Museum di Lyme Regis didirikan untuk menghormatinya.
-
Pada 2010, Royal Society menobatkannya sebagai salah satu “10 perempuan paling berpengaruh dalam sejarah sains Inggris.”
-
Film Ammonite (2020) yang dibintangi Kate Winslet mengangkat kisah hidupnya ke layar lebar.
Fakta Menarik tentang Mary Anning
-
Mary adalah inspirasi dari ungkapan bahasa Inggris terkenal: “She sells seashells by the seashore.”
-
Ia mengoleksi dan menjual fosil kepada bangsawan Inggris untuk bertahan hidup.
-
Mary sering menulis surat dengan istilah ilmiah kompleks, membuktikan pengetahuannya sebanding dengan ilmuwan akademik.
-
Ia mencatat setiap penemuan dengan detail luar biasa — seperti ahli geologi modern.
Inspirasi dari Kehidupan Mary Anning
Kehidupan Mary Anning mengajarkan kita bahwa pengetahuan tidak bergantung pada status sosial atau gelar akademik.
Ia adalah contoh nyata bahwa rasa ingin tahu dan kerja keras dapat membuka jalan menuju penemuan besar.
Beberapa pelajaran berharga dari kisahnya:
-
Pantang menyerah meski menghadapi keterbatasan.
-
Berani berpikir berbeda dari pandangan umum.
-
Cinta terhadap alam dan ilmu dapat mengubah dunia.
Mary Anning membuktikan bahwa bahkan dari sebuah kota kecil di pesisir Inggris, seseorang bisa mengguncang dunia sains.
Biografi Mary Anning adalah kisah inspiratif tentang bagaimana ketekunan dan kecintaan terhadap ilmu dapat melampaui batas gender dan status sosial.
Ia bukan sekadar pemburu fosil — ia adalah perintis paleontologi modern yang memberikan dasar bagi pemahaman tentang evolusi dan sejarah kehidupan di Bumi.
Mary mungkin tidak memiliki gelar atau pengakuan saat hidup, tetapi warisannya tetap hidup dalam setiap museum, buku sains, dan penemuan fosil di seluruh dunia.