Penulis : Hanum Salsabila*)
Pernikahan merupakan salah satu Keputusan terbesar bagi hidup seseorang. Apakah hubungan pernikahan akan Bahagia jika kebutuhan finansial dan mentalnya belum siap? Dan apakah salah kalau seseorang menikah? Seringkali terjadi dikehidupan kita kalau kebanyakan orangorang menikah bukan karena sudah siapnya finansial dan mental dari kedua pasangan tersebut, melainkan karena adanya tekanan dari keluarga dan kerabat yang selalu menanyakan “kapan nikah?” Itulah yang sering terjadi dan slalu terdengar oleh orang-orang yang dari segi usianya sudah siap untuk menikah.
Namun kalau dari segi finansial dan mental belum siap maka jangan terburu-buru untuk menikah. Alasan lain menikah terburu-buru karena “kecelakaan” katanya. Dengan menikah terburu-buru untuk menutupi “kecelakaan” tersebut, orang-orang sudah tidak memikirkan masalah finansial dan mental lagi asalkan sebelum usia kehamilannya makin besar mereka itu sudah menikah.
Kesiapan finansial bukan hanya memiliki tabungan yang cukup, tapi juga kemampuan mengatur keuangan dengan baik dan stabil. Pasangan yang menikah tanpa persiapan finansial itu bisa menghadapi stress karena masalah keuangan. Apalagi kalau mereka berencana menerapkan pepatah “banyak anak, banyak rezeki” untuk memenuhi kehidupan sehari-hari untuk dua orang saja sudah susah apalagi untuk memenuhi kehidupan anak-anaknya nanti. Nah masalah keuangan inilah yang sering menjadi asalan utama konflik dalam rumah tangga yang bisa mengakibatkan faktor terjadinya perceraian.
Kesiapan finansial itu mencakup penghasilan yang cukup, terus rencana keuangan untuk kebutuhan sehari-hari juga cukup, dan persiapan menghadapi situasi pas keadaan darurat siap. Pernikahan juga membawa tanggung jawab yang baru, seperti kebutuhan tempat tinggal, membeli kebutuhan untuk memasak setiap harinya, hingga biaya untuk Pendidikan anak di masa depan nanti. Menikah karena terburu-buru tanpa rencana keuangan yang matang bisa membuat pasangan merasa tertekan karena untuk kebutuhan sehari-hari saja tidak mencukupi apalagi pas nanti mereka memiliki anak yang dimana tanggungan hidup mereka bertambah.
Selain kesiapan finansial, kesiapan mental juga merupakan faktor yang seringkali diabaikan. Kesiapan mental itu sangat penting karena melibatkan kemampuan untuk mengelola emosi, menghadapi fase stress dan harus bisa membangun komunikasi yang baik kepada pasangan. Terkadang dalam hubungan rumah tangga sering terjadi perselisihan antar suami dan istri. Istri merasa kebutuhan dia belum tercukupi, dan suami yang merasa lelah karena harus mencari nafkah setiap harinya. Jadi mereka harus bisa menerima kenyataannya.
Jadi, pernikahan itu bukanlah sebuah perlombaan untuk menyaingi para teman, kerabat atau tetangga yang sudah menikah. Pernikahan itu sebuah komitmen antara dua pasangan yang bisa dibilang penuh dengan tantangan dan tanggung jawab.
Pastikanlah untuk menikah saat usia, finansial dan mental sudah siap, karena dengan itu pernikahan akan berjalan dengan lancar, bisa menikmati kehidupan yang Bahagia dengan orang tercinta dan bisa menyiapkan kebutuhan masa depan anak nanti agar dia Bahagia, tidak menderita dan cita-citanya tergapai. Oleh karena itu pentingnya untuk mengevaluasi alasan seseorang untuk menikah dan pastikanlah kalau Keputusan mereka itu diambil dengan kesadaran penuh dan bukan kerena tekanan sosial.
***
*) Penulis adalah Mahasiswi Universitas Lampung
**) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kopinspirasi.com
Discussion about this post