KOPINSPIRASI – Gus Baha merupakan putra dari seorang ulama ahli Al-Qur’an, KH. Nursalim Al-Hafizh dan Nyai Hj. Yuhanidz Noer Salim dari Desa Narukan, Rembang. Ayahnya, KH. Nursalim, adalah murid dari KH. Arwani Al-Hafidz dan KH. Abdullah Salam Al-Hafidz dan lahir pada tanggal 15 Maret 1970.
Keluarga ayah Gus Baha adalah generasi keempat ulama’ ahli Al-Qur’an yang handal. Sementara itu, silsilah keluarga ibunya merupakan keluarga besar ulama’ Lasem dari Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu di Masjid Jami’ Lasem, sekitar setengah jam dari pusat Kota Rembang.
Pendidikan Gus Baha
Sejak kecil, Gus Baha sudah memulai pendidikan keilmuan dan hafalan Al-Qur’an di bawah bimbingan ayahnya sendiri. Meskipun masih sangat muda, ia sudah mengkhatamkan Al-Qur’an dan memiliki lisensi tajwid dan makhorijul huruf yang ketat.
Pada usia remaja, ayahnya menitipkan Gus Baha untuk belajar dan berkhidmah di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang, di bawah bimbingan Syaikhina KH. Maimoen Zubair. Di sana, ia terlihat sangat menonjol dalam ilmu syari’at seperti Fiqih, Hadits, dan Tafsir.
Gus Baha’ hanya mengenyam pendidikan di pondok pesantren, baik dari ayahnya sendiri maupun di Pondok Pesantren Al-Anwar yang dikelola oleh KH. Maimoen Zubair
Selain mengelola pondok pesantren, beliau juga mengajar di Lembaga Tafsir Al-Quran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan diminta untuk mengajar Pengajian Tafsir Al-Qur’an di Bojonegoro.
Di UII, ia menjabat sebagai Ketua Tim Lajnah Mushaf UII, yang terdiri dari para ahli Al-Qur’an dan profesor dari seluruh Indonesia, seperti Prof. Dr. Quraisy Syihab, Prof. Zaini Dahlan, Prof. Shohib, dan anggota Dewan Tafsir Nasional lainnya.
Kumpulan Dawuh Gus Baha
Berikut ini kalam bijak/quotes Gus Baha yang meneduhkan dan bikin adem:
- Jika Allah mengabulkan doaku, maka aku bebahagia. Tapi jika Allah tidak mengabulkan doaku, aku lebih berbahagia. Karena yang pertama adalh pilihanku, sedangkan yang kedua adalh pilihan-Nya.
- Jangan pernah putus asa saat merasa dalam kesulitan. Sebab Allah menyertakan kemudahan setelah kesulitan.
- Saat kamu merasa tidak ada orang yang berada di pihakmu, tenanglah, masih ada Allah yang selalu ada bersamamu.
- Urip rasah digawe susah. Seng penting ora maksiat. Yowis ngono wae (Hidup tidak perlu dibuat susah. Yang penting tidak maksiat. Sudah begitu saja)
- Untuk menjadi yang terbaik, kamu harus mempunyai mimpi yang besar serta semangat untuk mewujudkannya.
- Kebodohan itu merusak, tetapi merasa dirinya paling pintar lebih merusak.
- Salah satu kebiasaan buruk manusia ialah suka membawa-bawa nama Allah untuk kepentingan dirinya, seolah-olah apa yang ada dipikirannya selalu sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah.
- Sering kali kita mengabaikan hal-hal kecil, padahal dari sanalah sesuatu yang besar lahir dan tumbuh.
- Sebanyak apapun masalah kita, tetap semua orang bisa tertawa. Karena Allah mensifati diri-Nya Dzat yang bisa membuat orang tertawa dan dzat yang bisa membuat orang menangis.
- Meskipun banyak masalah dan banyak utang orang bisa tertawa terbahak-bahak ketika berbicara dan bercanda. Sebaliknya, seseorang yang sudah mencapai tujuannya sudah menjadi presiden, gubernur ataupun apapun yang diinginkannya tetap akan merasakan kesedihan dan bisa menangis.
- Akal sehat pasti dipaksa menerima kebenaran. Sehingga sampaikanlah kebenaran secara rileks dan santai, karena kebenaran itu mudah diterima.
- Bersabar menghadapi musuh ketika sudah qiyamul lail itu jauh lebih mudah daripada yang tidak qiyamul lail. Maka dari itu bangunlah qiyamul lail, supaya bisa menghadapi masalah dalam hidup lebih sabar, kalau tidak qiyamul lail akan mudah gelisah.
- Hidup yang keren adalah yang pola pikirannya menunggu waktu ibadah sambil melakukan kemanfaatan.
- Hidup tidak usah dibuat sulit, tidak usah ruwet. Asal tidak maksiat, bisa menjadi pribadi yang menyenangkan dan bermanfaat bagi banyak orang serta tidak mengusik hidup orang lain, itu sudah cukup.
- Syukur itu bisa ditandai dengan banyak senyum. Bagi saya, cemberut itu masalah besar, seperti nggak ridho dengan ketentuan Allah.
- Kamu itu tidak usah khawatir soal rezeki. Sejak Allah menciptakan langit dan bumi telah memberi makan berbagai macam hewan, dan sampai sekarang rezeki itu belum habis. Apalagi sekedar memberi makan kamu.
- Sekarang orang terbiasa sujud tapi mengeluh. Sudah capek begini, ternyata rezeki masih sulit. Kok masih enak yang tidak sujud? Artinya kamu belum melihat, sujud lebih nikmat daripada dunia dan seisinya.
- Kayak apa celakanya kita, kalau bahagia menunggu maksiat dulu, harus melakukan hal yang buruk. Allah menyiapkan sekian kesenangan dari hal-hal yang dibolehkan.
- Berbuat baik pada yang berbuat baik pada kita, itu orang fasik pun seperti itu, maling ya seperti itu: sama. Tapi kalau berbuat baik pada orang yang berbuat jelek pada kamu, itu baru luar biasa.
- Harapan dan keinginan ini seharusnya sejalan. Sejalan dengan betapa besar usaha yang kamu lakukan dalam mewujudkannya.
- Tak masalah saat ini kamu miskin. Bisa jadi itu alasan Allah kelak untuk membawamu ke surga-Nya.
- Allah akan mengganti semua luka yang pernah engkau rasakan dengan kebahagiaan yang tak pernah terduga.
- Allah mengabulkan doa-doa ketika kita sudah siap, bukan ketika kita menginginkannya.
- Orang yang sudah meninggal, ia berstatus apa di masyarakat ya tergantung anak cucunya. Ini berbahaya sekali jika cucunya tidak bisa menjaga. Apa lagi jika anak cucunya hubbub (cinta) dunia.
- Di akhirat, kenangan yang paling indah di dunia adalah, seberapa sering kita sujud kepada Allah.
- Sebesar apapun dosa seseorang, tidak ada yang berhak menghalangi rasa cintahamba pada Tuhannya, meski cara yang digunakan untuk menunjukkan rasa cinta itu terasa aneh di mata kita.
- Terkadang, mungkin Allah membuat hamba-Nya merasa kecewa, namun percayalah Ia hanya ingin engkau kembali berharap hanya kepada-Nya.
- Cinta ialah sebuah pupuk yang dapat menyuburkan segala rasa tandus pada hati.
- Seberapa besar pengorbanan yang ia lakukan, maka dari situlah kita akan tahu betapa besar cintanya kepadamu.
- Kebodohan itu merusak, tetapi merasa dirinya paling pintar lebih merusak
- Untuk memperbaiki manusia itu butuh proses, tidak bisa langsung dihabisi. Jika tugas kenabian hanya untuk menghabisi keburukan, tentu bermitra dengan Izrail jauh lebih efektif ketimbang bermitra dengan Jibril.
- Jangan membenci orang yang sedang kafir saat ini, bisa saja suatu saat orang tersebutlah yang mensyafaati kamu. Tirulah Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang berdoa kepada Allah SWT untuk Sayyidina Umar Bin Khatab yang saat itu sedang kafir.
- Mencintai itu tidak cukup dengan tidak melukai yang dicintai. Tapi, juga harus sabar saat dilukai oleh orang yang dicintai.
- Kamu itu tidak usah khawatir soal rezeki. Sejak Allah menciptakan langit dan bumi telah memberi makan berbagai macam hewan, dan sampai sekarang rezeki itu belum habis, apalagi sekedar memberi makan kamu.
- Bagaimana mungkin kita sedekah tidak seberapa, menganggap diri pahlawan. Sedangkan Allah yang memiliki bumi tidak kita anggap pahlawan?
- Ibadah paling baik itu dermawan. Sebab dermawan bila dikerjakan oleh orang keliru itu (tetap) benar. Sedangkan) sejelek-jeleknya dosa itu pelit. Dikerjakan oleh orang benar pun (tetap) keliru.
Demikian biografi singkat Gus Baha serta kalam bijak yang penuh makna dan menyejukkan hati yang bisa kami bagikan. Semoga bermanfaat untuk kehidupan bersama kita.
*) Ikuti artikel terbaru Kopinspirasi di Google News dengan cara klik link ini dan jangan lupa difollow.
Discussion about this post