Oleh: Nafa Febrianti*)
Identitas nasional merupakan seperangkat ciri atau atribut yang mencerminkan jati diri suatu bangsa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, artinya Indonesia adalah negara yang beragam baik dari segi karakter bangsa, warna kulit, dan agama. Tentunya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kita semua memerlukan cara pandang yang sama dalam membangun bangsa Indonesia. Identitas tersebut mencakup aspek budaya, sejarah, bahasa, agama, adat istiadat, simbol-simbol negara (seperti bendera negara, lambang negara, dan lagu kebangsaan), serta nilai dan norma yang dianut masyarakat.
Identitas nasional berperan penting dalam membentuk rasa memiliki, identifikasi, dan loyalitas masyarakat terhadap bangsa. Identitas ini juga dapat berfungsi untuk membedakan suatu bangsa dengan bangsa lain serta memperkuat kedaulatan dan integritas suatu bangsa. Identitas nasional merupakan landasan penting bagi eksistensi dan perkembangan suatu bangsa.
Di era globalisasi ini di mana batas-batas budaya dan ekonomi semakin hilang, identitas nasional yang kuat menjadi semakin penting. Identitas ini tidak hanya memperkuat kebanggaan dan persatuan antar bangsa, namun juga menjadi alat penting untuk menjaga kedaulatan dan identitas budaya di tengah negara yang memiliki keberagaman yang sama.
Aspek sentral identitas nasional adalah kemampuan menumbuhkan solidaritas dan kohesi. Ketika orang-orang merasa terhubung oleh sejarah, bahasa, dan tradisi yang sama, mereka cenderung bekerja sama demi kebaikan bersama. Selain itu, identitas nasional juga membantu menciptakan stabilitas sosial dan politik, karena pengakuan terhadap nilai-nilai dan norma-norma yang sama mengurangi kemungkinan konflik internal.
Pendidikan memegang peranan penting dalam pembentukan dan pengembangan jati diri bangsa Indonesia. Pendidikan memberikan kesempatan untuk mengenalkan dan mengkomunikasikan nilai-nilai yang melekat pada jati diri bangsa Indonesia, seperti nilai-nilai Pancasila, keberagaman dan kearifan lokal. Pendidikan bertujuan untuk menghasilkan generasi milenial yang memiliki jati diri bangsa yang kuat dan memahami nilai-nilai Pancasila.
Selain itu, pendidikan juga berperan penting dalam membangun jati diri bangsa, terutama di kalangan generasi milenial yang tumbuh di era digital dan globalisasi. Pendidikan formal di sekolah dapat menjadi sarana efektif dalam transmisi sejarah, bahasa, budaya, dan nilai-nilai yang menjadi dasar jati diri bangsa. Melalui kurikulum merdeka yang terstruktur dengan baik, generasi milenial dapat memahami dan mengapresiasi perjuangan nenek moyang, mengapresiasi kekayaan budaya tanah air, dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi nasional.
Selanjutnya, pendidikan dapat menumbuhkan rasa bangga dan keterikatan terhadap tanah air melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti upacara pengibaran bendera, seni pertunjukan tradisional, dan olahraga nasional. Kegiatan tersebut tidak hanya mengenalkan aspek budaya dan sejarah, namun juga menumbuhkan rasa memiliki dan kebersamaan di kalangan siswa-siswi. Namun, tantangan terbesar dalam dunia pendidikan saat ini adalah menjadikan materi tersebut relevan dan menarik bagi generasi milenial yang cenderung memiliki beragam minat.
Inovasi dalam metode pengajaran memainkan peran penting di sini. Misalnya, pemanfaatan teknologi dan media sosial dapat menjadi cara yang efektif untuk mengkomunikasikan materi kebangsaan secara lebih interaktif dan menarik. Pendidikan juga harus mencakup pengajaran berpikir kritis dan keterampilan hidup yang membantu generasi milenial memahami peran mereka dalam menjaga dan mengembangkan identitas nasional di tengah perubahan global. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi penonton tetapi juga pemain aktif dalam pemeliharaan dan penguatan jati diri bangsa.
Pada akhirnya, pendidikan efektif yang membangun jati diri bangsa akan mendorong generasi milenial untuk bangga menjadi bagian dari negaranya sekaligus tetap terbuka terhadap perubahan dan kemajuan global. Hal ini merupakan keseimbangan yang penting untuk memastikan identitas nasional kita tetap kuat dan relevan di masa depan.
*) Penulis adalah Mahasiswi Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
**) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kopinspirasi.com
**) Ikuti artikel terbaru  lainnya di Google News
Discussion about this post