KOPINSPIRASI – Hadratus Syekh Muhammad Hasyim Asy’ari (Kyai Haji Hasyim Asy’ari) merupakan ulama besar yang lahir dari keluarga dengan dasar-dasar agama yang kuat, lahir pada tanggal 14 Februari 1871 di Kabupaten Jombang dan wafat di usia 76 tahun pada tanggal 21 Juli 1947 di Jawa Timur.
K. H. Hasyim Asy’ari merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia dan pendiri dari organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama. Di kalangan ulama pesantren, beliau dijuluki sebagai Hadratus Syekh yang berarti “Maha Guru”.
Beliau adalah seorang ulama besar yang lahir dari keluarga dengan didikan dasar-dasar agama yang kuat. Beliau memulai menimba ilmu pada usia muda, sejak umur 15 tahun, dan mempelajari ilmu-ilmu Islam di berbagai pesantren.
Pada tahun 1892, beliau berangkat ke Mekah untuk menimba ilmu dan berguru pada para syeikh, salah satunya Syaikh Mahfudz yang merupakan ulama Indonesia pertama yang mengajarkan Sahih Bukhari di Mekah.
Setelah kembali ke Indonesia, beliau terkenal sebagai guru yang ahli dalam ilmu hadits. Beliau juga menjadi pendiri organisasi Nahdlatul Ulama pada tahun 1926 dan membangun pesantren Tebu Ireng pada tahun 1899.
Beliau mempromosikan pandangan ASWAJA (Ahlus Sunnah wa al-Jamaah), yaitu bahwa ulama harus menguasai tafsir Al-Qur’an, Sunnah Rasul, dan Fiqh sesuai dengan ajaran Rasul dan para Khulafaur Rasyidin.
K. H. Hasyim Asy’ari memegang teguh pemikiran bahwa memahami dan menerapkan ajaran Islam yang sesuai dengan sunnah Rasulullah dan para Khulafaur Rasyidin adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Beliau menanamkan doktrin ini melalui organisasi Nahdlatul Ulama yang didirikannya.
Doktrin ini menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama sebagai pengikut, penjaga, dan penyebar faham Ahlus Sunnah wal Jamaah. Sehingga, setiap anggota Nahdlatul Ulama diharapkan untuk memahami dan menerapkan ajaran Islam yang sesuai dengan sunnah Rasulullah dan para Khulafaur Rasyidin dalam kehidupan sehari-hari.
Kumpulan Dawuh K. H. Hasyim Asy’ari
Berikut kumpulan dawuh K. H. Hasyim Asy’ari:
- Menerima sandang pangan apa adanya, sebab kesabaran akan ke-serba kekurangan hidup, akan mendatangkan ilmu yang luas, kefokusan hati dari angan-angan yang bermacam-macam dan hikmah hikmah yang terpancar dari sumbernya.
- Pandai Membagi Waktu Dan Memanfaatkan Sisa Umur Yang Paling Berharga Itu.
- Makan dan minum sedikit. Kenyang hanya akan mencegah ibadah dan bikin badan berat untuk belajar.
- Bersikap wara’ (mejauhi perkara yang syubhat ‘tidak jelas ‘ halal haramnya) dan berhati-hati dalam segala hal.
- Meninggalkan pergaulan karena hal itu merupakan hal terpenting yang seyogyanya di lakukan pencari ilmu, terutama pergaulan dengan lain jenis dan ketika pergaulan lebih banyak-main-mainnya dan tidak mendewasakan pikiran.
- Watak manusia itu seperti pencuri ulung (meniru perilaku orang lain dengan cepat) dan efek pergaulan adalah ketersia-siaan umur tanpa guna dan hilang agama bila bergaul dengan orang yang bukan ahli agama. Jika seorang pelajar butuh orang lain yang bisa dia temani, maka hendaknya dia jadi teman yang baik, kuat agamanya, bertaqwa, wara ‘, bersih hatinya, banyak kebaikannya, baik harga dirinya (muru’ah), dan tidak banyak bersengketa: bila teman tersebut lupa dia ingatkan dan bila sudah sadar maka dia tolong.
- Seorang santri hendaknya membersihkan hatinya dari segala hal yang dapat mengotorinya seperti dendam, dengki, keyakinan yang sesat dan perangai yang buruk.
- Hendaknya memiliki niat yang baik dalam mencari ilmu, yaitu dengan bermaksud mendapatkan ridho Allah, mengamalkan ilmu, menghidupkan syariah Islam, menerangi hati dan mengindahkannya dan mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sampai berniat hanya ingin mendapatkan kepentingan duniawi seperti mendapatkan kepemimpinan, pangkat, dan harta atau menyombongkan diri di hadapan orang atau bahkan agar orang lain hormat.
- Siapa Yang mau mengurusi NU, saya anggap ia santriku. Siapa yang jadi santriku, saya doakan husnul khatimah beserta anak-cucunya.
- Sesungguhnya perpecahan, pertikaian, saling menghina dan fanatik madzhab adalah musibah yang nyata dan kerugian yang besar.
- Jangan jadikan pendapat sebagai sebab perpecahan dan permusuhan. Karena yang demikian itu merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan masyarakat, dan menutup pintu kebaikan dipenjuru mana saja.
- Bahwasanya Alqur’an dan Alhadist adalah pedoman dan rujukan bagi muslimin, hal itu benar adanya. Namun memahami Alquran dan Alhadist Tanpa mempertimbangkan pendapat Para Ulama adalah sulit, atau bahkan tidak bisa.
- Siapa yang mau mengurusi NU, saya anggap ia santriku. Siapa yang jadi santriku, saya do’akan husnul khotimah beserta anak cucunya.
- Dakwah dengan cara memusuhi ibarat orang membangun kota, tetapi merobohkan istananya.
- Jangan Jadikan perbedaan pendapat sebagai sebab perpecahan dan permusuhan. Karena yang demikian itu merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan masyarakat, dan menutup pintu kebaikan di penjuru mana saja.
- Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan.
- Tak ada satu pun di dunia ini yg kekal. Maka, ukirlah cerita indah sebagai kenangan. Karena dunia memang sebuah cerita.
- Mengagungkan atau menghormati masjid hukumnya wajib, sedangkan meremehkan atau menghinanya adalah haram.
- Hendaknya segera mempergunakan masa muda dan umurnya untuk memperoleh ilmu, tanpa terpedaya oleh rayuan menunda-nundadan berangan-angan panjang”, sebab setiap detik yang terlewatkan dari umur tidak akan tergantikan.
Demikian ulasan biografi singkat K. H. Hasyim Asy’ari serta kumpulan dawuh beliau yang bisa kami bagikan. Semoga bermanfaat.
*) Ikuti artikel terbaru Kopinspirasi di Google News dengan cara klik link ini dan jangan lupa difollow.
Discussion about this post