Oleh: Moh. Husain*)
Mendengarkan Heavy
“i don’t like my mind right now
stacking up problems that are so unnecessary
wish that i could slow things down
i wanna let go
but there’s comfort in the panic”
-Linkin Park, Heavy
Mendengarkan lagu sambil menggerutu
adalah komposisi yang pas
untuk melawan hidup yang semakin asu
katamu
hidup tak cukup adil untuk kujalani sendiri
kenapa tak kau ciptakan hidup yang lain?
tanyaku pura-pura tak khawatir
hidup yang hening
tak ada yang lain
selain kesepianmu
namun juga terkandung sepiku
hidup yang tenang
tak ada yang lain
selain kegetiranmu
namun juga tersimpam getirku
yakni
hidup yang hanya cukup
menampung aku
(Jogja, 2023)
Di Setiap Air Matamu Ada Aku
Hari ini ada kecemasan
yang membimbing ingatanku
tentang terbaringmu
lemasmu
dan hal-hal asu di masa depan;
janji para politikus
tokoh agama
dan menteri pendidikan
kau sempat bilang
“aku ingin menangis
barangkali kesedihan
membuatku semakin tangguh
menghadapi kepedihan”
dan kau gemar sekali menangis
terus
dan terus menangis
tanpa sadar
di setiap air matamu
terkandung aku
yang juga memikul kepedihan
(Jogja, 2023)
Kutuklah Aku
Aku suka kerumitan-kerumitan yang berdiam di kepalamu
yang nyaris menjadikanku seorang filsuf
atau
lelaki tolol
yang dibodohi isi kepalanya sendiri
tapi
aku lebih suka
hari-hari tanpa kabarmu
yang kangennya
membuatku kehilangan
kewarasan
dan
sepi diam-diam membimbingku
menjadi nabi sang utusan
sekarang kau pilih
lebih nyaman mencintai lelaki yang bagaimana
filsuf?
orang gila?
ataukah seorang nabi?
namun
hanya kau satu-satunya perempuan
yang mampu mengutukku menjadi ketiganya,
bukan?
(Jogja, 2023)
Sial
Tanpa kabarmu
di sini
aku mulai was-was akan kewarasanku
(Jogja, 2023)
Bercinta di Perpustakaan
Aku ingin bercinta di perpustakaan
memelukmu erat di sela-sela abjad
dari kalimat ke kalimat
kita saling dekap
menjadikanku kalimat aktif
yang tak lagi butuh objek
di antara buku-buku
aku sempurna sebagai muridmu
sebab kecupmu
yang gemar memburuku
juga rajin mengajariku
menggunakan panca indera sebagaimana mestinya
aku ingin bercinta di perpustakaan
merangkai kemesraan penuh debar
huruf-huruf berjatuhan
angka-angka berguguran
di sekitar
akibat desah kita
yang alpa akan tuhan
dan semesta alam
atau mereka mulai cemburu?
bahwa menjadi “ah” dalam senggama
lebih berharga
daripada menyusun diri
menjadi puisi Rendra
dan “ah” yang terulang
lebih mengesankan
dari ritme puisi Chairil Anwar
aku ingin bercinta di perpustakaan
sebab hanya di sana
setiap tarik-ulur napas yang kita lepaskan
tak hanya berbentuk cucuran keringat kepedihan, kenyamanan
namun
akan berjatuhan sebagai tafsir
puisi
prosa
filsafat
sosiologi
dan bahkan buku sejarah
yang akan mengajarimu cara misuh paling absah
asu, aku ingin seribu kali lagi
(Jogja, 2023)
Menjadi Manusia Sempurna
Luka-luka yang dibawanya pergi
berceceran di jalan tak beraspal
seorang pemulung memungutnya
dengan tabah meski bau amis darah
seperangkat tanya berdiam di kepalanya
siapa tega menelantarkan luka?
siapa tega membuang luka?
padahal tanpa luka
manusia justru tak sempurna
(Jogja, 2023)
*) Penulis adalah Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga